2
tahun sudah , rasa ini ku pendam dalam didalam hatiku, hingga suatu ketika aku
mendapatkanmu telah bersama yang lain.
Aku sempat berfikir, mungkin dia –sebut saja Kris– adalah wanita yang selama ini kau
dambakan. Gadis yang cantik, baik, dan
yang terpenting dia seiman dengan mu.
Kenapa ku katakan wanita dambaanmu?? Karena ku rasa sampai kapanpun kita
tak kan pernah bersatu, keyakinan kita yang berbeda akan selalu menjadi alasan
yang tepat untuk kita berjalan masing-masing.
Jujur
dari lubuk hatiku, aku tak memiliki kuasa penuh lagi untuk menahan rasa ini,
hingga saatnya aku memutuskan untuk mengatakan hal yang sejujurnya padamu. Sayangnya, ku tak ingat kapan tepatnya aku
mengungkapkan itu,, jujur, bukan ku tak ingat tapi aku sengaja untuk tidak merekam
hal itu didalam memori otakku yang mungkin hanya akan menyisakan luka terdalam.
Dengan
sedikit basa basi dan setitik harapan kau akan berpaling kepadaku, aku
mengatakan kepadamu bahwa aku menyayangimu dan sangat, sangat
menyayangimu. Sungguh dalam otakku hanya
2 hal yang saat itu aku fikirkan, di jauhi olehmu atau bahkan di caci
olehmu. Tapi, jawabanmu diluar dari
pikiran picik ku. Kau bilang padaku
bahwa kau juga sangat menyayangiku lebih dari kau menyayangi peri hatimu –Kris–. Mungkin saat itu, jika aku bisa lari, aku
akan lari sekencang-kencangnya dan kembali untuk memeluk tubuhmu. “Aku
memang sangat menyayangimu lebih dari sayangku kepada Kris, tapi aku
menganggapmu hanya adik. Karna rasa
sayangku terhadap keluarga ku lebih besar dari pada kekasihku”, ucapan dia
–sebut saja Ray–
Senyum
yang begitu lebar dari bibirku, kini hilang dan aku hanya bisa terdiam
mengingat semua ucapanmu tadi. “sebagai adik??” tanya ku dalam hati
yang sungguh tak kuharapkan. Tanpa
banyak berkata, aku membalasnya dengan sebuah senyuman yang menurutku cukup
manis jika kuhadiahkan kepadanya, karena senyuman itu menandakan bahwa aku lega
dan cukup menerima semua keputusannya.
“semoga kakak, bahagia dengan Kris dan
semoga kakak langeng ya J”
Dia tersenyum
mendengar kata-kata dariku, dan aku memutuskan untuk mengakhiri semuanya dan
memilih pergi tidur meninggalkan dia.
Dalam kamarku yang cukup nyaman, foto manismu masih terpajang manis
dalam bingkai hitam berukuran kurang lebih 10x8 cm yang ku letakkan persis
bersebelahan dengan sebuahbingkai pink yang didalamnya terdapat fotoku yang kurasa
cukup pantas untuk ku sandingkan dengan fotomu.
Tanpa
berfikir panjang, ku ambil poret dirimu dan ku pandangi wajah cerah dan
manismu, hingga tak terasa air mataku menetes menyesali kejadian yang baru saja
terjadi. Tanyaku dalam hati “kenapa aku rela melepasnya, kenapa aku
harus berpura-pura bahagia melihat dia
dengan orang lain..” ribuan tanya
dalam benakku kini semakin membuat ku sesak dan membuatku kembali terisak dalam
tangisku.
Kini
malam yang telah larut menemani kesendirianku dalam keterpurukan cinta. Bodoh, ya memang sangat bodoh menagisi hal
yang seharusnya tak pantas untuk ditangisi.
Memang jika dipikir menggunakan logika dan pemikiran yang sehat, untuk
apa sih menagisi seorang pria yang tak bisa kita miliki, toh diluaran sana masih
banyak pria-pria lain yang tentu lebih baik dari dia. Tapi, saat itu yang ada dalam pikiranku, tak
ada pria lain seperti dirimu, yang baik dan selalu ada disaat ku perlukan.
Beberapa bulan
berlalu, aku mencoba untuk bangkit dari keterpurukkan ku dan mencoba untuk
mencari pengganti dirimu dalam hatiku.
Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan setalah kejadian
itu, aku menemukan seseorang yang baik, perhatian dan juga selalu ada untukku. Memang umurku dan umurnya selisih 1 tahun, sehingga
terlihat lucu –kesannya– berpacaran dengan seorang adik kelasku sendiri. Jujur saja aku tak pernah memperdulikan semua
ucapan dan pemikiran orang lain, toh yang menjalani hidup ini kan aku sendiri.
18
desember 2010 aku menerima dia untuk menjadi seorang yang mengisi hatiku. Meski terkesan aneh dan aku juga merasa agak
canggung jalan bersamanya, tapi semuanya akan ku coba. 1 minggu, 2 minggu, hubungan kami berjalan
sedikit memburuk, perselisihan diantara kami selalu terjadi, ntah hanya karena
aku tak sempat membalas pesan singkatnya, tak mengangkat telponnya, –aku yang tak
membalas pesan singkat dan tak mengangkat telponnya memiliki alasan yang jelas,
karena aku tak ada pulsa waktu itu, dan terkadang aku yang terlalu sibuk
mementingkan tumpukkan tugas yang sungguh membuat ku jenuh– atau terkadang aku tak sanggup untuk
mengikuti semua keinginannya untuk tidak berhubungan dengan pria lain, tidak
pergi kesana kesini, tidak ini tidak itu.
Terlihat aneh, aku yang seharusnya berfikiran lebih dewasa kini harus
tunduk dengan keinginan seorang “anak kecil”.
Berjalan 1 bulan di tanggal 18 januari 2010, hubungan kami sedikit
membaik tak ada konflik-konflik lagi yang terjadi.
Maaf
sebelumnya aku lupa, hubungan ku yang kujalani dengan anak itu –sebut saja Dimas-
tidak diketahui oleh orang tuaku, yang tau hanya kakak sepupu beserta
sahabat-sahabatku. Yah tentu, tidak
hanya itu seluruh guru-guru disekolahku tau, jika aku menjalin hubungan dengan
Dimas. Mungkin karena aku cukup aktif
disekolahku. J
Beberapa
hari menjelang umur hubunganku yang 2 bulan, konflik besar terjadi. Aku melihat dengan mata kepala ku sendiri Dimas
bergoncengan dengan seorang gadis berjilbab yang tak ku kenal. Aku sangat kaget melihat itu dan membuatku
bertanya dalam hati “apa dia selingkuh??
Lalu apa salahku terhadapnya yang membuat dia memutuskan untuk selingkuh
dibelakangku??” keesokan harinya
dengan kebijakan dan pemikiran sahabat-sahabatku, mereka mempertanyakan hal itu
kepada Dimas dan Dimas mengakui hal itu.
Siapa
sih yang tak sakit hati, jika seorang yang disayangi bergandengan dengan gadis
lain. Sejak kejadian itu, aku tetap
berusaha untuk bersikap bijak dan ingin mendengarkan penjelasannya. Tapi apa yang terjadi, dia tak ada sedikitpun
menjelaskan kejadian itu kepadaku.
Komunikasi diantara kami pun semakin goyah dan sudah tak terkoneksi
lagi.
Setelah
lama aku tak menghubungi Ray, malam itu
akau memberanikan diri untuk menghubunginya dan menceritakan semua yang kualami
selama aku bersama Dimas. Ku kira Ray
takkan merespon banyak, ternyata kebalikannya dia memaksaku untuk
mempertemukannya dengan Dimas. Tapi aku
menolaknya dengan tegas, karena aku tak ingin ada peristiwa yang terjadi,
karena aku kenal sekali siapa Ray, sudah pasti dia akan membelaku mati-matian. Dan yang tak ku duga, Ray memintaku untuk
mengakhiri hubunganku dengan Dimas.
Tapi, berdasarkan saran-saran sahabatku aku memikirkan dan menimbang kembali
pemikiran yang akan ku ambil agar aku tak menyesal dengan keputusanku.
Akhirnya
tanggal 17 februari 2010 sehari sebelum 2 bulan umur hubunganku, aku memutuskan
untuk mengakhiri hubunganku dengan Dimas.
Saat aku berkata “maaf, aku tak
bisa melanjutkan hubungan ini, aku sudah merasa tak cocok denganmu. Setelah ku pikir-pikir sepertinya kita lebih
baik menjadi kakak adik saja, layaknya kakak kelas dan adik kelas lainnya” . selesai aku berbicara begitu, dia menangis
dan membuatku tak tega untuk melepasnya.
Tapi keputusanku sudah bulat dan semuanya tak bisa ku rubah. Tanpa sadar aku meneteskan air mata dan pergi
meninggalkan Dimas dalam keterpurukan.
Setelah
kejadian itu, aku berusaha menghilang dari hidupnya dan menghapus jejakku dalam
bayangnya. Aku mengganti nomor hanphone
ku tanpa sepengetahuannya, ku ubah juga status berpacaranku di jejaring sosial
menjadi lajang. Lalu semuanya
benar-benar berakhir. Seminggu setelah
itu aku menghubungi Ray dan menceritakan semuanya. Dalam telpon aku menangis saat aku
menceritakan hal itu kepadanya. Masih dengan
kelembutan dan perhatian dari Ray, dia berhasil menenangkan ku dan membuatku
tertawa denan lelucon yang dibuatnya J.
Tiba
saatnya hari special dalam hidupku, 9 april 2011. Hari ulang tahunku yang ke-17, yang merupakan
ari yang kunanti-nantikan. Cukup sedih
karena Ray, yang sebelumnya kuminta untuk menjemputku disekolah menolak dengan
alasan yang tidak jelas, dan ntah ada apa hari itu kedua orang sahabatku dan
beberapa teman dalam kelompok belajarku membuatku jengkel. Mereka memaksaku untuk ini, untuk itu.
Tiba-tiba,
Dimas datang menarikku dengan paksa lalu disusul oleh 2 orang sahabatku dan
teman-temanku yang lain. Ternyata aku
dikerjai oleh mereka, dibawa ketempat yang biasa disebut panorama. Aku diikat di bawah pohon, dan selanjutnya
aku disirami tepung dan dilempari beberapa telur, hahaha aku bahagia dan senang
karena ternyata teman-temanku ingat dengan hari specialku itu.
Setelah
aku menoleh kearah kerumuan orang, aku melihat sesosok Ray di balik kerumunan
tersebut. Disaat itu pula aku melihat
Dimas pergi meninggalkan kami setelah dia melihat sosok Ray datang
menghampiriku. Ketika dia datang, dia
langsung melemparku dengan 2 butir telur, sungguh tak sopan . :/ setelah ajang lempar-lemparan, sahabat-sahabatku
memberiku sebuah kue kek coklat sebagai kue ulang tahunku, dan kalian tau, itu
kue kek cokelat ulang tahun yang pertama bagiku. Kami makan kue itu bersama –aku, sahabatku,
tak lupa juga Ray, yang masih setia menemaniku–
Ray
memberiku sebuah jaket abu-abu yang akan selalu mengingatkan ku kepadanya. “jaket
ini untukmu ya ‘bawel’ jaga baik-baik jaket ini, pakai jaket ini disaat kamu
merasa kedinginan, dan pastikan kamu akan selalu ingat denganku disaat kamu
menggunakan jaket abu-abu ini”. Tentu
saja, tanpa kau minta juga jaket ini akan selalu kujaga dan kurawat karena aku
sangat menyayangimu.
31
mei dan saat itu tengah malam, tepat pukul 12 malam, aku menerima sms dari Ray
yang menyatakan bahwa tanggal 1 juni dia dan keluarganya akan pindah ke sebuah
kota diluar kotaku, dan akan mengikuti tes di salah satu universitas dikota
itu. Pukul setengah 6 pagi, aku menjemput
seorang sahabatku untuk menemaniku mengantar kepergian Ray menuju kota
itu. Setelah tiba dipelabuhan itu aku
terlambat, Ray sudah menaiki kapal yang akan membawanya ke kota yang akan
ditujunya. Dari kejauhan aku hanya bisa
menatapnya dam melambaikan tangan tanda perpisahan, dan aku hanya bisa menangis
menatap dan melepas kepergiannya.
Sejak
dia berada disana dan sudah memulai aktivitasnya menjadi seorang mahasiswa, Ray
sangat sulit untuk dihubungi, meskipun hanya untuk membalas pesan
singkatku. Dan sekarang aku telah
mendapatinya dengan seseorang yang berhasil mengisi kekosongan hatinya –cindy–
, setelah cukup lama putus dengan kris.
Dan kini aku hanya bisa mengenang segala kebaikan dan tak akan pernah
kulupakan kata-kata indahnya kepadaku.
“aku sayang kamu April, aku takkan melupakanmu, kamulah adikku yang
terbaik dan kamu akan selalu kuingat.
Kalau kamu butuh aku seperti biasanya, hubungi saja aku”
Tapii,
semuanya kenyataan yang terjadi sekarang berbalik dengan semua kata-kata dan
janjinya, dia kini terlalu sibuk dengan aktivitasnya dan juga cukup sibuk
dengan peri hatinya yang baru. Tak
banyak yang bisa kulakukan saat ini selain hanya mendoakan dan akan selalu
mendoakan dia.
“aku juga sangat menyayangimu Ray, kamulah yang terbaik yang pernah
kutemui. Jaga dirimu disana, jangan lupa
untuk selalu berdoa dan jangan lupa makan yang teratur ya ‘jelek’, jaga juga
kesehatanmu dan jangan terlalu sibuk dengan semua kegiatanmu, I Love You”
JJJJJJJJJ
By : april ariesta
Rabu, 21 maret 2012
17.55 wib – 20.11 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar