Jumat, 30 Maret 2012

Cinta Memang tak Harus Memiliki


                2 tahun sudah , rasa ini ku pendam dalam didalam hatiku, hingga suatu ketika aku mendapatkanmu telah bersama yang lain.  Aku sempat berfikir, mungkin dia –sebut saja Kris–  adalah wanita yang selama ini kau dambakan.  Gadis yang cantik, baik, dan yang terpenting dia seiman dengan mu.  Kenapa ku katakan wanita dambaanmu?? Karena ku rasa sampai kapanpun kita tak kan pernah bersatu, keyakinan kita yang berbeda akan selalu menjadi alasan yang tepat untuk kita berjalan masing-masing.
                Jujur dari lubuk hatiku, aku tak memiliki kuasa penuh lagi untuk menahan rasa ini, hingga saatnya aku memutuskan untuk mengatakan hal yang sejujurnya padamu.  Sayangnya, ku tak ingat kapan tepatnya aku mengungkapkan itu,, jujur, bukan ku tak ingat tapi aku sengaja untuk tidak merekam hal itu didalam memori otakku yang mungkin hanya akan menyisakan luka terdalam.
                Dengan sedikit basa basi dan setitik harapan kau akan berpaling kepadaku, aku mengatakan kepadamu bahwa aku menyayangimu dan sangat, sangat menyayangimu.  Sungguh dalam otakku hanya 2 hal yang saat itu aku fikirkan, di jauhi olehmu atau bahkan di caci olehmu.  Tapi, jawabanmu diluar dari pikiran picik ku.  Kau bilang padaku bahwa kau juga sangat menyayangiku lebih dari kau menyayangi peri hatimu –Kris–.  Mungkin saat itu, jika aku bisa lari, aku akan lari sekencang-kencangnya dan kembali untuk memeluk tubuhmu.  “Aku memang sangat menyayangimu lebih dari sayangku kepada Kris, tapi aku menganggapmu hanya adik.  Karna rasa sayangku terhadap keluarga ku lebih besar dari pada kekasihku”, ucapan dia –sebut saja Ray–
                Senyum yang begitu lebar dari bibirku, kini hilang dan aku hanya bisa terdiam mengingat semua ucapanmu tadi.  “sebagai adik??” tanya ku dalam hati yang sungguh tak kuharapkan.  Tanpa banyak berkata, aku membalasnya dengan sebuah senyuman yang menurutku cukup manis jika kuhadiahkan kepadanya, karena senyuman itu menandakan bahwa aku lega dan cukup menerima semua keputusannya.
                “semoga kakak, bahagia dengan Kris dan semoga kakak langeng ya J
                Dia tersenyum mendengar kata-kata dariku, dan aku memutuskan untuk mengakhiri semuanya dan memilih pergi tidur meninggalkan dia.  Dalam kamarku yang cukup nyaman, foto manismu masih terpajang manis dalam bingkai hitam berukuran kurang lebih 10x8 cm yang ku letakkan persis bersebelahan dengan sebuahbingkai pink yang didalamnya terdapat fotoku yang kurasa cukup pantas untuk ku sandingkan dengan fotomu.
                Tanpa berfikir panjang, ku ambil poret dirimu dan ku pandangi wajah cerah dan manismu, hingga tak terasa air mataku menetes menyesali kejadian yang baru saja terjadi.  Tanyaku dalam hati “kenapa aku rela melepasnya, kenapa aku harus berpura-pura  bahagia melihat dia dengan orang lain..”  ribuan tanya dalam benakku kini semakin membuat ku sesak dan membuatku kembali terisak dalam tangisku.
                Kini malam yang telah larut menemani kesendirianku dalam keterpurukan cinta.  Bodoh, ya memang sangat bodoh menagisi hal yang seharusnya tak pantas untuk ditangisi.  Memang jika dipikir menggunakan logika dan pemikiran yang sehat, untuk apa sih menagisi seorang pria yang tak bisa kita miliki, toh diluaran sana masih banyak pria-pria lain yang tentu lebih baik dari dia.  Tapi, saat itu yang ada dalam pikiranku, tak ada pria lain seperti dirimu, yang baik dan selalu ada disaat ku perlukan.
Beberapa bulan berlalu, aku mencoba untuk bangkit dari keterpurukkan ku dan mencoba untuk mencari pengganti dirimu dalam hatiku.  Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan setalah kejadian itu, aku menemukan seseorang yang baik, perhatian dan juga selalu ada untukku.  Memang umurku dan umurnya selisih 1 tahun, sehingga terlihat lucu –kesannya– berpacaran dengan seorang adik kelasku sendiri.  Jujur saja aku tak pernah memperdulikan semua ucapan dan pemikiran orang lain, toh yang menjalani hidup ini kan aku sendiri.
                18 desember 2010 aku menerima dia untuk menjadi seorang yang mengisi hatiku.  Meski terkesan aneh dan aku juga merasa agak canggung jalan bersamanya, tapi semuanya akan ku coba.  1 minggu, 2 minggu, hubungan kami berjalan sedikit memburuk, perselisihan diantara kami selalu terjadi, ntah hanya karena aku tak sempat membalas pesan singkatnya,  tak mengangkat telponnya, –aku yang tak membalas pesan singkat dan tak mengangkat telponnya memiliki alasan yang jelas, karena aku tak ada pulsa waktu itu, dan terkadang aku yang terlalu sibuk mementingkan tumpukkan tugas yang sungguh membuat ku jenuh–  atau terkadang aku tak sanggup untuk mengikuti semua keinginannya untuk tidak berhubungan dengan pria lain, tidak pergi kesana kesini, tidak ini tidak itu.  Terlihat aneh, aku yang seharusnya berfikiran lebih dewasa kini harus tunduk dengan keinginan seorang “anak kecil”.  Berjalan 1 bulan di tanggal 18 januari 2010, hubungan kami sedikit membaik tak ada konflik-konflik lagi yang terjadi. 
                Maaf sebelumnya aku lupa, hubungan ku yang kujalani dengan anak itu –sebut saja Dimas- tidak diketahui oleh orang tuaku, yang tau hanya kakak sepupu beserta sahabat-sahabatku.  Yah tentu, tidak hanya itu seluruh guru-guru disekolahku tau, jika aku menjalin hubungan dengan Dimas.  Mungkin karena aku cukup aktif disekolahku. J
                Beberapa hari menjelang umur hubunganku yang 2 bulan, konflik besar terjadi.  Aku melihat dengan mata kepala ku sendiri Dimas bergoncengan dengan seorang gadis berjilbab yang tak ku kenal.  Aku sangat kaget melihat itu dan membuatku bertanya dalam hati “apa dia selingkuh?? Lalu apa salahku terhadapnya yang membuat dia memutuskan untuk selingkuh dibelakangku??”  keesokan harinya dengan kebijakan dan pemikiran sahabat-sahabatku, mereka mempertanyakan hal itu kepada Dimas dan Dimas mengakui hal itu.
                Siapa sih yang tak sakit hati, jika seorang yang disayangi bergandengan dengan gadis lain.  Sejak kejadian itu, aku tetap berusaha untuk bersikap bijak dan ingin mendengarkan penjelasannya.  Tapi apa yang terjadi, dia tak ada sedikitpun menjelaskan kejadian itu kepadaku.  Komunikasi diantara kami pun semakin goyah dan sudah tak terkoneksi lagi.
                Setelah lama aku tak menghubungi   Ray, malam itu akau memberanikan diri untuk menghubunginya dan menceritakan semua yang kualami selama aku bersama Dimas.  Ku kira Ray takkan merespon banyak, ternyata kebalikannya dia memaksaku untuk mempertemukannya dengan Dimas.  Tapi aku menolaknya dengan tegas, karena aku tak ingin ada peristiwa yang terjadi, karena aku kenal sekali siapa Ray, sudah pasti dia akan membelaku mati-matian.  Dan yang tak ku duga, Ray memintaku untuk mengakhiri hubunganku dengan Dimas.  Tapi, berdasarkan saran-saran sahabatku aku memikirkan dan menimbang kembali pemikiran yang akan ku ambil agar aku tak menyesal dengan keputusanku.
                Akhirnya tanggal 17 februari 2010 sehari sebelum 2 bulan umur hubunganku, aku memutuskan untuk mengakhiri hubunganku dengan Dimas.  Saat aku berkata “maaf, aku tak bisa melanjutkan hubungan ini, aku sudah merasa tak cocok denganmu.  Setelah ku pikir-pikir sepertinya kita lebih baik menjadi kakak adik saja, layaknya kakak kelas dan adik kelas lainnya” .  selesai aku berbicara begitu, dia menangis dan membuatku tak tega untuk melepasnya.  Tapi keputusanku sudah bulat dan semuanya tak bisa ku rubah.  Tanpa sadar aku meneteskan air mata dan pergi meninggalkan Dimas dalam keterpurukan.
                Setelah kejadian itu, aku berusaha menghilang dari hidupnya dan menghapus jejakku dalam bayangnya.  Aku mengganti nomor hanphone ku tanpa sepengetahuannya, ku ubah juga status berpacaranku di jejaring sosial menjadi lajang.  Lalu semuanya benar-benar berakhir.  Seminggu setelah itu aku menghubungi Ray dan menceritakan semuanya.  Dalam telpon aku menangis saat aku menceritakan hal itu kepadanya.  Masih dengan kelembutan dan perhatian dari Ray, dia berhasil menenangkan ku dan membuatku tertawa denan lelucon yang dibuatnya J.
                Tiba saatnya hari special dalam hidupku, 9 april 2011.  Hari ulang tahunku yang ke-17, yang merupakan ari yang kunanti-nantikan.  Cukup sedih karena Ray, yang sebelumnya kuminta untuk menjemputku disekolah menolak dengan alasan yang tidak jelas, dan ntah ada apa hari itu kedua orang sahabatku dan beberapa teman dalam kelompok belajarku membuatku jengkel.  Mereka memaksaku untuk ini, untuk itu. 
                Tiba-tiba, Dimas datang menarikku dengan paksa lalu disusul oleh 2 orang sahabatku dan teman-temanku yang lain.  Ternyata aku dikerjai oleh mereka, dibawa ketempat yang biasa disebut panorama.  Aku diikat di bawah pohon, dan selanjutnya aku disirami tepung dan dilempari beberapa telur, hahaha aku bahagia dan senang karena ternyata teman-temanku ingat dengan hari specialku itu.
                Setelah aku menoleh kearah kerumuan orang, aku melihat sesosok Ray di balik kerumunan tersebut.  Disaat itu pula aku melihat Dimas pergi meninggalkan kami setelah dia melihat sosok Ray datang menghampiriku.  Ketika dia datang, dia langsung melemparku dengan 2 butir telur, sungguh tak sopan . :/  setelah ajang lempar-lemparan, sahabat-sahabatku memberiku sebuah kue kek coklat sebagai kue ulang tahunku, dan kalian tau, itu kue kek cokelat ulang tahun yang pertama bagiku.  Kami makan kue itu bersama –aku, sahabatku, tak lupa juga Ray, yang masih setia menemaniku–
                Ray memberiku sebuah jaket abu-abu yang akan selalu mengingatkan ku kepadanya.  “jaket ini untukmu ya ‘bawel’ jaga baik-baik jaket ini, pakai jaket ini disaat kamu merasa kedinginan, dan pastikan kamu akan selalu ingat denganku disaat kamu menggunakan jaket abu-abu ini”.  Tentu saja, tanpa kau minta juga jaket ini akan selalu kujaga dan kurawat karena aku sangat menyayangimu.
                31 mei dan saat itu tengah malam, tepat pukul 12 malam, aku menerima sms dari Ray yang menyatakan bahwa tanggal 1 juni dia dan keluarganya akan pindah ke sebuah kota diluar kotaku, dan akan mengikuti tes di salah satu universitas dikota itu.  Pukul setengah 6 pagi, aku menjemput seorang sahabatku untuk menemaniku mengantar kepergian Ray menuju kota itu.  Setelah tiba dipelabuhan itu aku terlambat, Ray sudah menaiki kapal yang akan membawanya ke kota yang akan ditujunya.  Dari kejauhan aku hanya bisa menatapnya dam melambaikan tangan tanda perpisahan, dan aku hanya bisa menangis menatap dan melepas kepergiannya.
                Sejak dia berada disana dan sudah memulai aktivitasnya menjadi seorang mahasiswa, Ray sangat sulit untuk dihubungi, meskipun hanya untuk membalas pesan singkatku.  Dan sekarang aku telah mendapatinya dengan seseorang yang berhasil mengisi kekosongan hatinya –cindy– , setelah cukup lama putus dengan kris.  Dan kini aku hanya bisa mengenang segala kebaikan dan tak akan pernah kulupakan kata-kata indahnya kepadaku.
“aku sayang kamu April, aku takkan melupakanmu, kamulah adikku yang terbaik dan kamu akan selalu kuingat.  Kalau kamu butuh aku seperti biasanya, hubungi saja aku”
                Tapii, semuanya kenyataan yang terjadi sekarang berbalik dengan semua kata-kata dan janjinya, dia kini terlalu sibuk dengan aktivitasnya dan juga cukup sibuk dengan peri hatinya yang baru.  Tak banyak yang bisa kulakukan saat ini selain hanya mendoakan dan akan selalu mendoakan dia.
“aku juga sangat menyayangimu Ray, kamulah yang terbaik yang pernah kutemui.  Jaga dirimu disana, jangan lupa untuk selalu berdoa dan jangan lupa makan yang teratur ya ‘jelek’, jaga juga kesehatanmu dan jangan terlalu sibuk dengan semua kegiatanmu, I Love You”
JJJJJJJJJ

By : april ariesta
Rabu, 21 maret 2012
17.55 wib – 20.11 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar